Saturday, 7 March 2015

Aku Siapa? dan Mau Kemana?



Sebenarnya postingan ini sudah dari tanggal 26 Februari 2015 lalu, tapi karena satu dan lain hal baru bisa kuposting hari ini.

Teman, hari ini adalah hari kelimaku di semester 4. Tak terasa sekali, tahu-tahu aku sudah memasuki semester 4. Padahal masih lekat di ingatanku bahwa kemarin aku masih berseragam hitam-putih dan mengenakan jas almamater beserta atribut lengkap peserta PESMABA (istilah ospek di Universitas Muhammadiyah Malang). Ya, kembali lagi, perjalanan kuliah selama tiga semester terakhir benar-benar terasa cepat.

Kuliah selama tiga semester dibilang cepat juga tidak juga sih. Ada banyak cerita, ada perjuangan, ada sedih, ada bahagia, ada tangis, dan ada ribuan kekonyolan yang menyertai. Selama tiga semester itu aku harus survive agar tidak sampai sakit di tanah rantau, karena kalau sakit akan jadi masalah yang serius, benar-benar serius. Contohnya seperti kemarin, di akhir semester tiga. 

Menjelang UAS di Bulan Desember kegiatan perkuliahan jadi benar-benar padat. Dosen-dosen yang biasanya jarang masuk mendadak jadi rajin nongol dan menanyakan ke kating (ketua tingkat - atau ketua kelaslah) perihal nyari jam kosong buat ganti jam kuliah yang di-delay dulu-dulunya. Haha

Jadilah pada detik-detik terakhir itu kami sangat sibuk, selain faktor ganti pertemuan yang delay seperti kataku tadi, ada juga faktor pemicu stress yang hanya datang di akhir semester. Apa itu? 

Deadline pengumpulan proyek selama satu semester, hehe, termasuk resume, tugas besar, presentasi hasil praktikum, revisi-acc laporan, dan kawan-kawannya, yang bisa dipastikan itu semua bikin pusing setengah mati. Padahal di awal semester aku sudah benar-benar mengantisipasi situasi yang demikian itu, tapi entahlah, namanya juga manusia, yang pasti punya fase-fase jenuh dalam hidupnya, halah... cari pembelaan. :D

Singkat cerita, karena begadang berhari-hari mataku jadi gelap, mirip-mirip mata panda gitulah, makan tidak teratur, istirahat kurang, dan akhirnya konsentrasi menurun. Saat pulang dari kampus hari mulai gerimis. Di sepanjang jalan orang-orang ngebut, selip sana sini dengan garang. Dalam benakku, "Kenapa ga pelan-pelan aja sih? Ntar juga sampai kok".

Tidak ada satu menit setelahnya ada mas-mas ngobrol berdua di pinggir jalan. Aku cuek. Salah satu keduanya menyalakan mesin motor. Aku tidak peduli. Mas-mas yang satunya pamitan pulang dan mengucapkan terimakasih atas tumpangannya. Aaah... dia nebeng pulang kampus. Satu detik.. Dua detik.. Ti.. belum ada hitungan tiga detik terdengar bunyi yang memekakkan telinga, motorku terperosok dalam pagar. Ada apa ini? tubuhku terjepit diantara pagar dan motor. Ya Allah, aku menabrak orang. Kakiku gemetar tidak karuan. Aku masih belum percaya apa yang terjadi.


Beberapa detik kemudian, berpasang-pasang mata yang menyaksikan kejadian itu datang menghampiriku. Mereka tergopoh-gopoh menolongku keluar dari jepitan pagar lipat. Bapak-bapak yang punya rumah langsung menawariku minum air putih. Saat itu pikiranku masih belum utuh 100%. Terbayang-bayang berbagai hal, semuanya berputar-putar di kepalaku.

Hah...
Efek kurang istirahat.. kira-kira hatiku berucap demikian.

Alhamdulillah sih aku tidak luka parah, hanya lebam dan lecet di sana-sini. Tapi keesokan harinya ada yang aneh di tangan, kaki, dan seluruh anggota badanku. Ooooh... efeknya baru kerasa sekarang rupanya.. Tanganku bengkak, tidak bisa diangkat ke atas, dan kaki ngilu banget dibuat jalan.

Gara-gara kejadian itu mama dan adik datang ke Malang. Ya Allah, benar-benar merepotkan banyak orang. Malu banget.

Sudah, kembali ke awal..

Tiga semester yang kuceritakan di awal kalau diibaratkan kurva tuh ya, makin ke kanan kurvanya makin landai.

Semester satu aku menjalani hidup baru di Malang dengan tekad dan semangat yang bersungut-sungut. Aku harus menyelesaikan kuliah di UMM ini selama 3,5 tahun dengan IPK>3,90 tidak peduli bagaimanapun. Dan Allah mengabulkan keinginanku, IP semester satu aku dapat 3,93 dengan persentase kehadiran 100%. Dalam hati aku sedikit tidak percaya dengan semua yang diberikan Allah padaku itu. Jujur..

Memasuki semester dua semangatku yang bak letupan gunung berapi perlahan mundur dengan teratur. Saat Kota Malang tercinta diterpa badai hujan air, bukannya mandi dan siap-siap ke kampus, diriku malah tarik selimut dan tidur. Akhirnya nitip absen ke teman sekelas. Kalau pas dosennya galak, si teman juga nyalinya ciut buat ngabsenin, hehe, jadilah ada satu kali alfa. Satu kali dua kali, bahkan mungkin lebih dari tiga kali ada alfa di semester dua.

Puncaknya ada di semester tiga kemarin. Karena stress, pola makan yang kacau dan istirahat kurang akhirnya aku didiagnosis terkena gejala usus buntu. Kalau si usus kecil itu sudah lelah dan ga mau diajak kerjasama, aku harus bersikap dewasa dan ngertiiin dia. Jadi kalau dianya mulai bertingkah aneh-aneh aku bakalan nenangin diri seharian di kosan, terbaring dengan sangat menderita karena sakitnya yang luar biasa sakiit. Beneran. Kalau kamu belum pernah ngerasain mungkin kamu nganggap apa yang aku katakan ini berlebihan. Hehe. Cobain dulu..

Terus dia itu kalau mau berulah ga ngertiin situasiku. Pernah ya maghrib-maghrib sepulang dari praktikum aku jalan bareng sama teman-teman sekelas. Eeeeh tiba-tiba dia berulah. Uuuuh... rasanya itu ya.. geram abis! Mana kalau pas kambuh ga bisa jalan pula. Ya ya yaaa... tidak perlu dilanjutkan. Akhirnya aku jalan sempoyongan dan merepotkan banyak orang..

Melihat IP semester tiga yang turun lagi beberapa digit aku jadi berspekulasi bahwa ini bukan kesalahanku, melainkan kehendak Allah. Jauh di dalam lubuk hatiku aku tidak pernah menghendaki untuk menjadi mahasiswa nakal yang kerjaannya bolos tiap harinya. Tapi apa daya, si dosen terlalu kaku dan tidak bisa diajak kurang tambah. Bagi mereka, mahasiswa yang tidak menghadiri pembelajaran di kelas tanpa surat izin dan surat dokter itu hukumnya sama, yaitu "BOLOS". Ckckck. Sakiitnya itu lho, disamain sama mahasiswa siluman yang hanya masuk kuliah saat UTS dan UAS.

Dari 3,93 turun jadi 3,86, dan turun lagi jadi 3,79. Menurutku, manusiawilah kalau ada rasa kecewa. Tapi aku mencoba berpikir lebih bijaksana, di dunia kerja IP itu tidak lebih dari sekedar kunci untuk membuka pintu. Ketika pintu itu terbuka, yang akan kita lihat adalah dunia kerja yang sesungguhnya. Dimana pembelajaran yang selama ini kita terima di bangku perkuliahan tidak akan banyak membantu tanpa praktik kerja yang baik. 

Kimia pangan, bioteknologi pangan, fistek pasca panen, mikrobiologi, enzimologi, dan puluhan mata kuliah lainnya yang selama sekian waktu membuatku pusing tidak akan banyak membantu. Itu semua hanya teori. Praktiknya sama sekali tidak diajarkan di perkuliahan.

Kuranglebih begitulah hikmah yang dapat kuambil dari pertemuan awal kuliah semester 4 ini.

Masalahnya...
Aku belum mengerti diriku sendiri. Aku belum mengerti ke depannya aku akan seperti apa, aku mau jadi apa. Rasanya masa depan itu masih kabur, buram, dan tidak jelas.

Pemikiran jangka pendekku saat ini, aku ingin lulus tepat waktu dari UMM, menyandang predikat lulusan terbaik, dan segera mendapatkan pekerjaan di instansi pemerintahan, atau BUMN, atau paling tidak sebuah unit pengolahan. Yang penting aku bisa mendapatkan penghasilan tetap dulu. Selebihnya aku bisa berwirausaha di rumah, mengembangkan produk dan keilmuan yang kuperoleh di kampus. 

Sederhana.

Setelah usaha yang kugeluti di rumah sudah menunjukkan prospek yang bagus, barulah aku akan sepenuhnya terjun berwirausaha.

Kenapa berwirausaha?
Karena aku tidak ingin berada dalam pekerjaan yang mengikat. Pasti bosan seumur hidup bertemu hal-hal yang sama berulang-ulang, bekerja di bawah monitoring orang lain dan harus selalu berhadapan dengan deadline. Kehidupan kerja yang seperti itu tak ubahnya neraka dalam imajinasiku.

Aku ingin bekerja untuk sesuatu yang kusenangi, sesuatu yang menarik di mataku, sesuatu yang tidak menjadikanku tua sebelum waktunya lantaran stress berkepanjangan. 

Aku ingin berpijak di atas kakiku sendiri. Aku ingin menjadi raja dalam pekerjaanku nantinya, bukan pasukan yang harus taat akan semua perintah rajanya.

Aku juga ingin bertemu sosok laki-laki yang mau dan bisa memahami diriku dan hobiku, mendukung setiap kerja keras dan usahaku, menjadi konsultan terbaik segaligus pengayom dan pelindungku. Yaa.. seperti itulah.

Intinya, buka mata buka telinga, perhatikan yang ada di sekeliling dan cari kesempatan, buka peluang dan kembangkan diri.

Bismillah, jika kuniati segala sesuatu ini sebagai ibadah, insya Allah Allah tidak akan menutup mata dan tidak membantuku.

:)

Aku Siapa? dan Mau Kemana? Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

2 comments:

  1. kayaknya aku udah komen deh, kok gak muncul yaa

    ReplyDelete
  2. Masa sih? Mungkin koneksi internetnya pas ga bagus. ini komennya muncul

    ReplyDelete