Andaikata kamu bukanlah orang yang kaya, tak apa, aku akan bersabar untuk tidak berbelanja sekehendakku lagi. Kita bisa membuat skala prioritas. Bukankah Allah tidak suka pada hambaNya yang menghambur-hamburkan harta? Iya kan?
Andaikata dirimu bukanlah orang yang kaya, tak apa, aku bisa belajar menjadi istri yang lebih kreatif. Kita bisa mencari peluang bersama-sama. Bukankah pemikiran dua orang lebih baik daripada hanya seorang diri?
Andaikata dirimu bukanlah orang yang kaya, tak apa, kita akan lebih bisa menghargai apa yang ada, jauh dari sikap sombong dan angkuh, sebab kita menyadari bahwa kita adalah makhluk Allah yang kecil dan tidak sepantasnya berbuat demikian.
Andaikata kamu bukanlah orang yang kaya, aku akan mencoba menerima segala kekurangan dan kelebihanmu, lebih menghargai setiap pencapaian dan kerja kerasmu, serta mensyukuri segala pemberian Allah bersamamu.
Aku sama sekali tidak mempermasalahkan seberapa kaya dirimu untuk datang pada kedua orangtuaku. Karena aku yakin, harta yang kamu miliki itu milik Allah. Ketika kita menikah dengan tujuan untuk mencari ridho dari Allah, maka Allah akan melimpahkan kebarokahan untuk kita dan memberikan yang lebih banyak dari yang kamu miliki saat ini.
Yakinlah, menikah tidak harus menunggu kaya, dan menikah tidak akan menjadikanmu miskin.
Allah berjanji dalam Surat An Nuur ayat 32,
“Dan nikahkanlah orang-orang yang
masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari
hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah
akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas
(pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui"
Jika kamu mencintaiku, maka kamu tidak akan membiarkanku sendiri, terkatung-katung dalam kemiskinan. Aku percaya kamu akan mengupayakan yang terbaik untuk kehidupan bersama, tidak akan berhenti untuk mencoba, dan tidak akan menjadi sombong tatkala sudah kaya.
0 comments:
Post a Comment