Hap!
Telah kulahap sepiring mi goreng pagi ini dan itu
artinyaaa... DIETKU GAGAL!!
Aaarghh...
Aku termasuk salah satu gadis yang bisa dibilang
tidak kurus tapi ya tidak keterlaluan gemuk sih. Beratku saat sma tidak pernah
jauh-jauh dari 51-52kg, dengan tinggi 160cm aku rasa itu baik-baik saja. Sampai
suatu ketika berat badan itu menjadi tidak baik lagi.
Liburan setelah ujian nasional aku memutuskan untuk
jalan-jalan ke Lombok berdua dengan temanku. Kami berlibur disana selama
seminggu. Selama seminggu itu aku pikir diriku telah kalap. Aku melahap semua
sajian kuliner khas daerah timur yang kujumpai, tak peduli pagi, siang, sore,
atau malam, ketika sudah ada makanan hayyuuuk dimakan sajja. Dalam hati aku
sempat berpikir tentang berat badan yang akan membludak jika terus-terusan
seperti itu, tapi tidak kupikirkan lebih lanjut. Nanti kalau gendutan kan bisa
diet, dan aku meneruskannya.
Sepulangnya dari sana aku bergegas mengukur berat
badan dan apa yang terjadi?? Berat badanku naik 6kg saudara-saudara. 58kg.
Seketika aku terdiam dan menyesali semua yang telah terjadi. Hiks.
Akan tetapi kasus berat badan naik setelah beberapa
hari menjadi tak menarik lagi manakala pengumuman SNMPTN undangan sudah
dikeluarkan. Fakta bahwa aku tidak lolos seleksi di universitas yang
kuimpi-impikan membuatku mogok makan selama beberapa waktu. Pontang-panting
mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi membuatku sangat tertekan dan rasanya
seolah-olah ingin menjerit dan menangis darah. Halaaah, lebay. Tapi Alhamdulillah Allah masih sayang padaku,
aku diterima di salah satu perguruan tinggi di Kota Malang setelah melakoni
perjalanan yang sangat melelahkan. Fiuuh.
Karena tragedi itulah berat badanku turun 6kg,
ehehehe. Balik ke 52kg di awal masuk kuliah. Bulan pertama di Kota Malang, aku
belum mengenal kota ini dengan baik, yang kuketahui hanya kampus, kosan, dan
jalanan antara kampus dan kosan. Dua bulan berlau, aku mulai tahu tempat
jajanan yang ekonomis buat anak kosan. Ihihihi. Mulailah diri ini merasakan
nikmatnya jadi anak perantauan, jauh dari rumah, tidak perlu mendengar omelan
mama sekalipun makan yang aneh-aneh. Maklumlah, mamaku itu orangnya sangat
pemilih untuk urusan makan dan dimakan (Eeh?). Dari bulan kedua aku mulai deh
mencoba menunya anak kuliahan, mulai dari ayam-ayaman kayak ayam bakar, ayam
goreng, ayam penyet, ayam krispi, ayam asap, ayam dan ayam. Pedas-pedasan kayak
ceker pedas, iga pedas, mi pedas, bakso pedas, keripik pedas, yang semuanya itu
pedasnya berbahaya. Sambal-sambalan kayak sambal deso, sambal korek, sambal
jowo, sambal tumpang, sambal ulek, sambal penyet, dkk. Makanan berkalori tinggi
tapi paling dicari kayak nasi goreng, bakmi kuah, bakmi goreng, bakso, cilok,
batagor, siomay, tempura, nugget, sosis, yaaa kira-kira seperti itulah yang masuk
ke perut selama kurang lebih 9bulanku di Malang.
Berkat kebiasaan itulah berat badanku melejit hingga
59 kg. Itu semua membuatku melongo, dan seketika itu juga kuputuskan untuk
melakukan diet. Diet yang kulakukan adalah membatasi asupan karbohidrat dan
memperbanyak konsumsi air, buah, dan sayur selama 7 hari sebagai percobaan.
Hari pertama aku mengkonsumsi 4 buah apel berukuran
sedang, 2 kapsul minyak ikan, 1 botol susu fermentasi, dan 8 gelas air. (Sukses)
Hari kedua aku mengkonsumsi 3 potong tahu kukus,
sayur mentah, 2 kapsul minyak ikan, 1 botol susu fermentasi, 7 gelas air. (Sukses)
Hari ketiga aku mengkonsumsi buah melon, tomat
mentah, sayur rebus, 2 kapsul minyak ikan, 1 botol susu fermentasi, dan 6 gelas
air. (Sukses)
Hari keempat aku mengkonsumsi buah pisang, melon, sayur
rebus, 3 biji puthu ayu, 1 gelas susu, 2 kapsul minyak ikan, 1 botol susu
fermentasi, dan entah berapa gelas air. Aku rasa diet ini mulai menuju ke arah kegagalan
sebab aku mulai melirik-lirik Abang penjual bakso yang mangkal di depan kosan T_T
0 comments:
Post a Comment