Hari ini dua orang di GCK diwisuda. Rampung sudah perjalanan mereka dalam memperjuangkan gelar sarjana strata satu. Aku yakin prosesnya tidak mudah, tapi mereka mampu melewati itu semua dengan selamat. Dua bulan lagi juga akan ada seorang yang meninggalkan GCK ini lantaran wisuda. Pada akhirnya, satu demi satu dari kami akan pergi dari sini dan digantikan maba-maba lengkap dengan kepolosan mereka.
Ngomong-ngomong soal maba, aku
jadi ingat saat pertama kali aku menginjakkan kaki di GCK ini. Aku datang
dengan membawa segudang perabotan. Aku pikir suatu ketika aku pasti
membutuhkannya, jadilah aku membawa semuanya. Sapu, kemoceng, mop, wajan, panci,
gelas, piring, mangkok, sendok, garpu, gelas, semua aku bawa dari rumah, dan
kalian tahu? Itu kesalahan besar. Nampaknya aku kurang perhitungan. Di kiri kanan
jalan menuju kampus, penjual perabotan rumah tangga seperti itu.... menjamur. Seketika
kakiku lemas.
Kembali ke mbak kosku yang
wisuda.
Salah satu dari keduanya hari ini
melangsungkan akad nikah. Uuuuh, so sweetnya. Paginya wisuda, malamnya akad
nikah, besok siangnya resepsi terus langsung cuuus bulan madu. Subhanallah.
Aku selalu suka kehidupan orang
yang seperti kelas akselerasi, cepat dan berkualitas.
Dulu aku mengagumi guru kimiaku.
Beliau lulus S1 kumlaude 3.5 tahun saja. Saat semester 4 menikah, jadi saat
wisuda S1 sudah memiliki suami dan anak. Setelah itu beliau mengajar di
sekolahku sembari meneruskan studi S2nya. Di usia 25 tahun, beliau sudah
merampungkan studi S2nya, menjadi pengajar tetap di sekolah, dan dikaruniai dua
orang jagoan cilik yang cakep bingit.
Aku berharap kehidupanku juga seperti beliau, cepat, dan berkualitas.
Selepas sholat isya’ ini akan
dilangsungkan akad nikah untuk mbak kosku itu. Sekarang ini seisi GCK sedang
sibuk mempersiapkannya. Hauuh, deg-degan banget. Ini pertama kalinya aku akan
menyaksikan sebuah prosesi penting dalam kehidupan manusia secara langsung,
dari dekat, yaitu pernikahan. Begitu berdebarnya, begitu syahdunya, begitu mengharukannya.
0 comments:
Post a Comment