Wednesday, 18 June 2014

Oleh-Oleh Orasi Kenegaraan Bu Mega

Hari ini di kampusku ada acara peresmian rumah sakit pendidikan, sekaligus milad kampus ke-50 yang diselenggarakan di UMM Dome. Janjiannya sih jam 8 teeet sudah harus hadir di tempat. Tapiii, seperti yang kita ketahui bersama, jam di Indonesia itu ngaretnya always. Jadinya, acara baru resmi dibuka jam 10 waktu UMM.

Sebelumnya, selama kurang lebih sejam kupingku dimanjakan sama lagu-lagu persembahan mahasiswa-mahasiswi kedokteran yang uuuuuh, so sweetnya. Ga hanya mahasiswa-mahasiswinya aja, bapak dan ibu dosen mereka juga turut unjuk gigi.

Awalnya aku pikir semua fakultas bakalan tampil, tapi nampaknya tidak. Seluruh acara dimonopoli makhluk-makhluk kece nan jenius dari fakultas yang satu itu.

Aku perhatikan, di setiap acara kumpul-kumpul, entah itu seminar, dialog akbar, diskusi nasional, dan acara peresmian ini dan itu, yang intinya disana ada banyak orang, selalu dan selalu ada acara nyanyi-nyanyi. Sepertinya hal itu sudah jadi kebiasaan yang tak terelakkan, sekalipun kampusku adalah kampus yang bernafaskan Islam.

Bagiku, ‘mereka’ yang menyanyi di atas panggung, main gitar, maupun yang duduk dengan santainya di belakang drum, entah mengapa aku selalu melihatnya sebagai makhluk-makhluk kece ciptaan Allah.

Dan patut diketahui, hari ini, aku melihat makhluk kece, yang kecenya berpangkat dua.

Mahasiswa-mahasiswi kedokteran, calon bapak dan ibu dokter bangsa, calon pemikul amanat kesehatan bangsa.

Ketika aku mendengar kata “Kedokteran” dan tetek bengeknya, yang terlintas di benakku adalah orang-orang cerdas, kece, dan kaya raya.

Dan aku rasa, mayoritas orang tidak akan menyangkal pemikiranku itu.

Aku sering berpikir,




Mengapa anak-anak kedokteran itu selalu identik dengan anak-anak yang berparas rupawan?

Mengapa anak-anak kedokteran itu selalu identik dengan anak-anak yang cerdas dan jenius?

Mengapa anak-anak kedokteran itu selalu identik dengan anak-anak yang berasal dari keluarga kaya raya, hidup berkecukupan, dan bla bla bla~

Yah, sekalipun tidak semuanya seperti itu, tapi mayoritas begitulah adanya.

Apa-apa yang berkaitan dengan mereka selalu membuat diri ini tidak henti-hentinya berdecak kagum, dan adakalanya menimbulkan sedikit rasa iri di hati.

Haha

Entah di film, di buku-buku, maupun di dunia nyata, pandanganku terhadap anak-anak kedokteran tetaplah sama, tetap kece, tetap cerdas, tetap menawan, dan tetap mempesona

:D

Lebih-lebih mereka yang tidak sombong, tetap ramah, dan tetap rendah hati. Bagiku, mereka yang seperti itu ke’kece’annya meningkat berlipat-lipat.

Aku juga sangat respect terhadap anak-anak kedokteran yang jujur, tidak main politik uang  di dalamnya. Karena apa, permainan uang di dalam bidang kesehatan, khususnya kedokteran, seolah sudah menjadi hal yang lumrah dan itu juga sudah menjadi rahasia umum.

Sudah, kembali ke topik.

Tadi tuh pas peresmian RS UMM, pembicaranya adalah Ibu Megawati Soekarno Putri. Berhubung sekarang musimnya kampanye kepresidenan, dan Ibu Mega merupakan salah seorang pendukung pasangan capres cawapres, orang-orang di luar UMM beranggapan, "Waaah, kampanye terselubung ini". Padahal sih enggak.


Ibu Mega ga sedikitpun nyinggung soal kampanye, yaah menurut telingaku sih begitu. Topik pembicaraannya hanya seputar politik, ekonomi, AFTA, pendidikan, dan sebagainya.

Beliau sempat terharu dan bergetar suaranya saat diputarkan video Bapak Taufik Kiemas. Iyalah, secara pernah jadi suami isteri dalam kurun waktu yang cukup lama.

(keingat sama mantan pacar aja mewek....)

Beliau menuturkan bahwa baik Beliau maupun Bapak Taufik Kiemas, keduanya memiliki cita-cita dan tujuan yang sama, yakni membangun negeri ini menjadi negeri yang lebih baik lagi. 

Sebenarnya Beliau menyampaikan banyak hal, tapi tidak ada yang masuk di telingaku. Masukpun percuma, beberapa menit setelahnya akan keluar lagi. Secara, aku anak eksak yang tidak sedikitpun, secuilpun, setetespun, mengerti tentang sosial, ekonomi, politik dan tetek bengeknya.

Jadilah aku pendengar paling baik, duduk di barisan paling belakang, menyaksikan dengan hikmat, bersorak sorai paling heboh, dan bertepuk tangan paling keras. Haha. Daripada ricuh dan ngobrol sendiri, lebih baik diam dan makan suguhan yang diberikan.

(Diam-diam begini ternyata aku menghabiskan 4 roti, 2 permen, dan satu gelas air mineral dalam gelas. OMO...)

Di balik semua pro kontra Bu Mega akhir-akhir ini, menurut kacamataku, kacamata orang awam, kacamata mahasiswi jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan yang notabene tidak tahu menahu tentang politik, Beliau adalah sosok yang karismatik. Semoga Allah memberi usia yang panjang dan barokah kepadanya.

Sehat selalu Ibu Megawati Soekarno Putri
:)

Oleh-Oleh Orasi Kenegaraan Bu Mega Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 comments:

Post a Comment