Monday, 16 June 2014

Setiap Saat Dalam Hidupku Adalah Saat-Saat Istimewa




Ulang tahun, menurutku bukan sesuatu yang meriah dan dipenuhi kado serta hadiah. Hingga detik ini aku sudah berulang tahun selama 18 kali, dan dari ke18nya tidak ada satupun yang meriah selain ulang tahun pertamaku.

Saat itu aku mengenakan gaun kecil warna emas berenda-renda. Berkumpul bersama kerabat dan teman-teman sebaya yang notabene sama-sama bayinya. Jadilah aku difoto bersama mamaku beserta teman-temanku lengkap dengan ibu-ibu mereka. Hanya satu kali itu saja ada perayaan ulang tahun dalam hidupku, itupun tidak bisa tertangkap dalam memoriku.

Keluargaku tidak pernah memperkenankan adanya perayaan ulang tahun, dalam bentuk apapun. Sehingga aku sudah merasa sangat cukup hanya dengan berkumpul bersama teman-teman dekat atau nonton program televisi bareng keluarga. Hampir tidak ada bedanya antara hari ulang tahun dengan hari-hari biasa, dan tiap tahun selalu sama.

Mungkin orang lain menganggap hidupku flat. Tidak ada yang spesial dan patut untuk dibanggakan. Tapi aku bersyukur atas hidup pemberian Allah ini,aku mencintai hidupku, aku tidak menyesalinya.

Aku lahir di tengah-tengah keluarga yang mencintaiku dengan tulus, yang membesarkanku dengan penuh kasih sayang, yang menerimaku apa adanya, yang tidak pernah meninggalkanku dengan segala bentuk kesalahan yang pernah kuperbuat, yang mendukungku mati-matian dalam memperjuangkan sesuatu, dan menjadi tempat bersandar dan berkeluh kesah saat diri ini lelah.

Keluargaku bukanlah keluarga kaya. Keluargaku bukanlah keluarga yang sempurna. Kedua orangtuaku bercerai saat aku kelas 5 SD.


Jujur, pada awalnya itu merupakan suatu hal yang sulit kuterima. Kadang aku merasa betapa bahagianya andai aku memiliki keluarga yang utuh seperti halnya teman-temanku. Bisa jalan-jalan dan berlibur bersama di akhir pekannnya, ada tanda tangan ayah di raport, ada ayah dan ibu dalam acara wisuda, ada foto keluarga di ruang tamu, ada seseorang yang bisa kubanggakan sosoknya di hadapan teman-temanku, seseorang yang melindungi dan berwibawa, seseorang yang teman-temanku menyebutnya dengan sebutan “Ayah”.

Aku tidak memilikinya.

Apa yang teman-temanku miliki, aku tidak memilikinya.

Aku tidak punya banyak kenangan indah bersama ayahku, hidupku, terlalu banyak kuhabiskan dengan “Mama”, “Mama”, dan “Mama”

Aku menganggap mamaku adalah segalanya, mamaku adalah ayah sekaligus ibuku, mamaku adalah guru dengan pembelajaran hidup terbaik, mamaku adalah dokter dengan penyembuhan sakit terbaik, mamaku adalah koki dengan masakan terbaik, mamaku adalah sahabat dan tempat bersandar terbaik.

Aku tidak suka keluar rumah karena aku lebih suka berceloteh di dapur bersama mamaku, aku lebih suka menonton acara gossip dan bergosip bersama mamaku, aku lebih suka menangis bersama sambil menonton mellow drama juga bersama mamaku. Aku tidak ingin kehilangan mamaku seperti halnya aku kehilangan ayahku.

Aku,
Menyayangi mamaku lebih dari siapapun

Mamaku adalah pelipur laraku. Semua keluh kesahku akan beliau dengarkan dengan seksama tanpa sekalipun mengeluh karena tidak henti-hentinya aku berkeluh kesah. Karena mamakulah, aku lebih bisa memaknai hidup, lebih bisa menghargai kehidupan yang diberikan Allah. Karena beliau jugalah aku sedikit banyak menjadi lebih tegar dalam menghadapi hidup dan kehidupan ini.

Dari situ jugalah aku mengerti alasan mamaku melarangku merayakan ulang tahun. Beliau mencoba menyiratkan bahwa ada banyak hal yang lebih bermakna dalam kehidupan. Setiap detik, setiap menit, dan setiap saat kita bisa menjumpainya, tanpa harus menunggu suatu hari dalam satu tahun.

Ulang tahun,

Bukan satu-satunya hari spesial nan bermakna dalam hidupku, karena tiap saat dalam hidupku, adalah saat-saat yang spesial dan sarat akan makna.





Bisa jadi aku adalah anak dari keluarga yang broken home, tapi aku bukanlah korban di dalamnya. Aku tidak akan lagi menyalahkan Allah karena semua ini, karena aku percaya, Allah punya cerita yang lebih baik dan Allah tidak pernah mengingkari janjinya.

Untuk kalian di luar sana yang memiliki kisah sepertiku, jangan pernah merasa malu pada dunia.
Kalian,
Tidak sendiri
:)

Setiap Saat Dalam Hidupku Adalah Saat-Saat Istimewa Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

2 comments:

  1. Kadang, kita bahkan jadi lebih kuat karena itu :)

    ReplyDelete
  2. iya, kita juga punya cerita yang tidak dipunyai mereka :)

    ReplyDelete